Invalid Date
Dilihat 418 kali
Cut menambahkan, bukan hanya di Aceh Utara, padi organik asal Aceh Tamiang dan Aceh Tengah juga sudah masuk pasar dan mempunyai merek tersendiri.
Lanjutnya, tidak semua sawah bisa ditanam padi serta mengembangkan beras organik, hanya daerah-daerah yang sumber utamanya dipastikan tidak tercemar dengan pestisida, bahan kimia dan salah satunya kawasan sawah daerah setempat.
"Ada indikator tersendiri untuk kembangkan beras organik, jika sawah tersebut mempunyai irigasi, maka tidak dapat dilakukan untuk dijadikan lahan beras organik. Dikarenakan aliran air tersebut, tidak tahu dari mana asalnya dan pastinya sudah tercemar," ujarnya.
Dikatakan Cut, pada lahan ini bahwasanya diketahui aliran air bersumber langsung dan dipastikan tidak tercemar dari pestisida dan bahan kimia lainnya. "Tentunya padi organik ini akan dikembangkan secara terus menerus, dan juga mengajak masyarakat tani mencoba usaha dengan memberikan pelatihan tentang ini," ungkapnya.
Tambah Cut, untuk harga padi organik sendiri itu berbeda jauh dengan yang biasa, jika harga padi biasa bekisar Rp5 ribu padi organik mencapai Rp9 ribu per kilogram. Keuntungannya sangat banyak, dikarenakan tidak membeli pupuk kimia atau lainnya serta biayanya lebih rendah.
"Aceh Utara ini adalah luas area sawah terbesar di Aceh dan juga lumbung utama, kita berharap masyarakat dalam menanam padi organik, namun kembali lagi tidak semua lahan dapat dijadikan sebagai lokasi penanaman itu. Tetapi setidaknya kita dapat menggunakan beras organik," imbuhnya.
Kepala Dinas Pertanian Aceh Utara, Erwandi mengatakan, khususnya di desa Gunci, Kecamatan Sawang kelompok tani Bungong Ijoe On melaksanakan penanaman padi organik seluas 10 hektar. "Tentunya harapan kita, mudah-mudahan dapat ditiru dan diolah oleh kelompok tani lainnya," katanya.
Lanjut Erwandi, sebagaimana diketahui, bahwasanya budidaya padi organik memiliki keuntungan yang sangat besar, di satu pihak membutuhkan biaya produksi yang sedikit, dan juga tidak menggunakan bahan organik, di sisi lain harganya lebih tinggi. Tambah Erwandi, hasilnya nanti diharapkan bisa dipasarkan tingkat lokal, dan juga berharap adanya kerjasama dengan pengusaha beras dengan kelompok tani yang ada di sini.
"Apalagi kita melihat, peminat beras organik ini dari hari ke hari semakin bertambah. Mudah-mudahan hasil yang diperoleh oleh petani dapat meningkatkan perekonomian, sehingga nilai kemiskinan berkurang," tuturnya.
Sementara itu, Kechik Gampong Gunci, Fazir Ramli mengatakan, mayoritas masyarakat Gampong Gunci adalah petani padi dan perkebunan, ia berharap dengan adanya kegiatan pelatihan tentang cara mengolah pupuk organik ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang pertanian yang lebih maju.
"Semoga dapat mendongkrak ilmu pengetahuan dan meningkatnya perekonomian masyarakat, apalagi kita lihat di sini banyak yang tertinggal baik itu dari segi ekonomi maupun infrastruktur, " sebutnya.
Sambung Fazir, dari segi infrastruktur seperti jalan beraspal sangat diharapkan oleh masyarakat, dikarenakan saat ini kondisinya berbatuan dan sulit diakses Ketua kelompok tani, Ananda Akia mengatakan, menanam padi organik tidak mempunyai kendala apapun, dan keuntungan yang didapatkan mulai dari rendahnya biaya produksi juga tinggi harga penjualan nya.
"Kami di sini lebih berminat kepada produksi padi organik dari pada konvensional lainnya. Kelebihannya harga pasaran tinggi dan juga ramai peminat," ujar Ananda.
Sambungnya, metode tanam sebenarnya sama dengan menanam padi biasanya, hanya perbedaan terletak pada perlakuannya. Sementara itu, sangat diharapkan dari dinas kabupaten atau provinsi untuk dapat membantu dalam proses produksi dan pemasaran
"Harapan kita semua kepada petani yang ada di Aceh Utara, untuk dapat bergabung menanam padi organik agar hidup kita lebih sehat," pungkasnya.
Sumber : AJNN
Bagikan:
Gampong Gunci
Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Utara
Provinsi Aceh
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini